Hubungan Jerman dengan
Indonesia merupakan hubungan persahabatan Jerman terlama dengan negara di luar
Eropa. Sejak tahun 1506 Balthasar Sprenger dari Kamar Dagang Welser di Augsburg
merupakan orang Jerman pertama yang mengunjungi negara kepulauan di Samudra
Hindia. Kemudian disusul oleh banyak dokter, petualang, ilmuwan, pedagang,
misionaris, penulis dan seniman yang kemudian menetap di Indonesia. Salah
satu gubernur Batavia yang paling dikenal, Wilhelm Gustav van Imhoff (1705-1750),
adalah orang Jerman. Ia yang membangun kota Bogor. Kebun Raya Bogor yang juga
sangat dikenal dunia juga dirancang oleh seorang ilmuwan Jerman, Casper Georg
Carl Reinwardt (1733-1854)…
Reinwardt Neu
Juga beberapa tokoh terkenal
jerman, seperti Johann Wolfgang van Goethe dan Friedrich Schiller, mempunyai
hubungan erat dengan Indonesia. Nama negara ini juga dipopulerkan oleh orang
Jerman. Adolf Bastian dalam laporannya menyebut „Hindia“ yang disambung dengan
kata bahasa Yunani „nesus“ yang berarti pulau.
Sejak tahun 1872 telah
dibuka Konsulat Kerajaan Jerman di Hindia Belanda.
Juga hubungan dagang Jerman
– Indonesia bisa ditelusuri sejak abad ke-19. Sebagai contoh tujuh tahun
setelah Siemens didirikan di Jerman pada tahun 1854, Rumah Siemens sudah aktif
di Surabaya. Selain itu Indonesia juga memainkan peranan yang tidak bisa
diabaikan dalam sejarah kesusasteraan dan seni Jerman pada abad ke-19. Pelukis
Indonesia Raden Saleh (1807-1880) mengabadikan perkembangan seni di
Dresden, Jerman secara signifikan. Pengarang Jerman seperti Theodor
Fontane (1819-1898) dan Herman Hesse (1877-1962) dalam karya-karyanya
melibatkan Indonesia. Serta pelukis dan pemusik Jerman Walter Spies (1895-1942)
menetap di Pulau Bali dan di sana membawa pengaruh yang baik bagi perkembangan
seni dan musik di sana.
Setelah berakhirnya Perang
Dunia II dan setelah Proklamasi Republik Indonesia, pada tahun 1949 banyak
mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Jerman. Para lulusan jerman, dengan
keahlian yang mereka dapat di Jerman sekembalianya ke Indonesia menyumbangkan
keahliannya bagi pembangunan Indonesia yang baru berdiri.

Sejak itu kerja sama antar kedua negara terus meningkat.
Sekarang tidak kurang dari 250 perusahaan Jerman membuka cabang di Indonesia.
Kerja sama di bidang pembangunan ekonomi dan bidang ilmu pengetahuan dan teknik
memainkan peranan yang penting. Pada tahun 2007 pemerintah Jerman memusatkan
perhatiannya pada tiga tema utama bagi program keerja sama pembangunan dengan
Indonesia, yaitu: pengembangan sektor swasta, desentralisasi/pemerintahan yang
baik dan perubahan iklim. Dengan bantuan yang keseluruhan mencapai sekitar tiga
milyar Euro, Jerman bagi Indonesia merupakan mitra bilateral keempat terbesar
dalam bidang kerja sama politik pembangunan.
Di bidang ilmu pengetahuan
dan teknik terdapat terutama kerja sama teknis di bidang penelitian kelautan,
geologi, lingkungan hidup, penelitian di bidang geo dan gen-teknologi serta di
bidang penelitian energi. Sejak kemerdekaan Indonesia, sebanyak 20.000 tenaga
ahli dari Indonesia dididik di Jerman. Pada tahun 2005 disepakati kerja sama
bilateral yang diperluas untuk menangani pembangunan dan pengoperasian sistem
peringatan dini tsunami.
Yang terakhir pada bulan Desember 2009 Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman.
Saat bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel disepakati untuk memperkuat
kerja sama dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi serta menghidupkan
kembali „Forum Ekonomi Jerman – Indonesia“. Tema pembicaraan lainnya adalah
memperkuat dialog antar agama dan kerja sama di bidang kebudayaan. Kanselir
Jerman juga menyampaikan rencananya untuk melakukan kunjungan balasan pada
tahun 2011, untuk lebih memperdalam kerja sama kedua negara. http://indojerman60.uny.ac.id/index.php/2012/01/05/sejarah-hubungan-indonesia-jerman/
0 komentar:
Posting Komentar